Sunday, March 5, 2017

Teori-teori belajar

        Dalam dunia Psikologi, teori belajar selalu dikaitkan dengan stimulus-respons dan teori-teori tingkah laku yang menjelaskan respon makhluk hidup dihubungkan dengan stimulus yang didapat dari lingkungannya. Proses yang menunjukkan hubungan terus-menerus antara respon yang muncul serta rangsangan yang diberikan dinamakan suatu proses belajar (Tan, 1981:91)


1. Teori Conditioning

    Bentuk paling sederhana dalam belajar adalah conditioning. Karena conditioning memiliki bentuk yang sederhana dan sifatnya sangat luas, sehingga para ahli sering mengambilnya sebagai contoh untuk menjelaskan dasar-dasar dari semua proses belajar. Meskipun demikian, kegunaan conditioning sebagai contoh bagi belajar, masih menjadi bahan perdebatan (Walkerl 1967).

     a. Conditioning Klasik (Classical Conditioning)

         Conditioning adalah suatu bentuk belajar yang kesanggupan untuk berespon terhadap stimulus tertentu dapat dipindahkan pada stimulus lain. 
         Salah satu tokoh yang paling terkenal dalam teori yaitu Ivan Pavlov, yang lahir tanggal 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat dimana ayahnya Peter Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke seminari. Ia lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884, ia Ivan menjadi direktur departemen fisiologi pada Institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ia mendapatkan Nobel dalam bidang Physiology of Medicine pada tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes.
          Prinsip dasar dan model conditioning klasik adalah sebuah unconditional stimulus (US), unconditional response (UR), dan conditioned stimulus (CS). US merupakan objek dalam lingkungan organisme yang secara otomatis diperoleh tanpa harus mempelajarinya terlebih dahulu atau bisa dikatakan sebagai proses yang nyata (UR). Sebagai contoh yang diberikan Pavlov yaitu anjing, anjing meneteskan air liurnya (UR) melihat sebuah tulang (US); seorang anak menangis (UR) ketika melihat seekor gorilla (US); seorang anak tertawa (UR) ketika ia melihat badut (US). UR terbentuk secara otomatis ketika respons tersebut berhadapan dengan US. Reaksi atau respon ini dinamakan respons alami. Conditioning klasik timbul ketika stimulus netral sebelumnya (CS) mampu menimbulkan respons yang nyata atau terlihat dengan sendirinya. Hal ini terjadi melalui pemasangan yang berulang-ulang antara US dan CS; dan CS disajikan pada waktu yang bersamaan dengan US. Pasangan ini masing-masing akan menghasilkan UR, karena UR merupakan respons alami terhadap US. Conditioning klasik diperoleh ketika US tidak diperoleh, CS dapat menghasilkan UR dari organisme tersebut. Dengan menerapkan strategi Pavlov, ternyata individu dapat dikendalikan dengan cara mengganti stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus dari luar dirinya.

APLIKASI CONDITIONING KLASIK

      Anak-anak mengasosiasikan dokter dengan suntikan yang menyakitkan dan menangis ketika berjalan memasuki ruang praktik. Dalam kasus ini, suntikan merupakan US dan si dokter adalah CS. Sesuatu yang pada awalnya tidak membnagkitkan respons "alamiah" selanjutnya menimbulkan hal itu karena adanya pengasosiasian.

Kelebihan (+)

       Disaat individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya, akan memudahkan pendidik dalam melakukan pembelajaran terhadap anak yang dididik tersebut.

Kekurangan (-)

       Jika hal ini dibiarkan terus-menerus maka akan ditakutkan para siswa akan memiliki rasa ketergantungan atas stimulus yang berasal dari luar dirinya. Padahal seharusnya anak didik harus memiliki stimulus dari dirinya sendiri dalam melakukan kegiatan belajar dan kegiatan pemahaman.

b. Teori Operan (Operant Conditioning)

     Tidak seperti dalam respondent conditioning (yang responnya didatangkan oleh stimulus tertentu), respon dalam conditioning operan terjadi tanpa didahului stimulus melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reiforcer itu sendiri sesungguhnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respon tertentu, akan tetapi tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

     Istilah conditioning operant diciptakan oleh B.F Skinner dan memiliki arti umum conditioning perilaku. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku melalui pemberikan reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang relatif besar. Dalam berbagai hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik. Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah "The Experimental an Analysis of Behavior".

    Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan menjadi 2, yaitu penguatan positif yang berupa hadiah, penghargaan dan penguatan negative yang berupa menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

     Prinsip dasar Skinner antara lain :
- Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa. Jika salah dibetulkan, jika benar diberi
  penguat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran menggunakan sistem modul
- Dalam proses pembelajaran tidak menggunakan hukuman.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan di-
   gunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
-Dalam pembelajaran digunakan shaping.

      Perbedaan antara proses belajar klasik dan belajar operan adalah adanya stimulus diskriminan tersebut, yaitu yang membedakan antara kondisi saat suatu perilaku berhasil secara efektif dan kondisi perilaku tidak akan efektif (Sarwono, 1997:69)

APLIKASI CONDITIONING OPERANT

      Anak yang buang air di celana, selalu dimarahi ibunya (ganjaran negatif). Sebaliknya, jika ia mengatakan terlebih dahulu kepada ibunya bahwa ia akan buang air sehingga ibunya bisa membawanya ke WC, anak itu akan dipuji ibunya (ganjaran positif). Lama-kelamaan anak itu belajar buang air di WC saja, dan bukan disembarang tempat. Di pihak lain, jika anak itu mengatakan bahwa ia ingin buang air, padahal ia tidak sakit perut, ibunya juga akan memarahinya karena setelah repot mendudukkannya di WC, anak itu tidak mau buang air. Dengan demikian anak itu belajar bahwa ia hanya boleh mengatakan "mau buang air" jika sakit perut.

KELEBIHAN (+)

      Pada teori ini pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. Hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan menimbulkan terjadinya kesalahan

KEKURANGAN (-)

      Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. Hal tersebut akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakannya mastery learning, tugas guru akan semakin berat.

2. Teori Psikologi Gestalt

    Teori belajar menurut psikologi Gestalt sering kali disebut insight full learning atau field teori. Ada pula istilah lain yang sebetulnya identik dengan teori ini, yaitu organismic, pattern, holistic, interegation, configuration, dan closure. Perintis teori Gestalt ini adalah Chr. Von Ehrenfels, dengan karyanya "Uber Gestaltqualitation" (1890). Aliran ini menekankan pentingnya keseluruhan yaitu sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya dan timbul lebih dulu dari pada bagian-bagiannya. Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsepsi yang berlawanan dengan konsepsi aliran-aliran lain. Bagi yang mengikuti aliran Gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagiannya adalah sekunder. Bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dan pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain : keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya.

     Jiwa manusia menurut aliran ini, adalah suatu keseluruhan yang berstruktur atau merupakan suatu sistem, bukan hanya terdiri atas sejumlah bagian atau unsur yang satu sama lain terpisah, yang tidak mempunyai hubungan fungsional. Manusia adalah individu yang berbentuk jasmani-rohani. Sebagai individu, manusia itu bereaksi atau berinteraksi dengan dunia luar, dengan kepribadiannya, dan dengan cara yang unik pula. Sebagai pribadi, manusia tidak secara langsung bereaksi terhadap suatu perangsang, dan tidak pula reaksinya itu dilakukan secara trial and error seperti dikatakan oleh penganut teori conditioning. Interaksi manusia terhadap dunia luar bergantung pada cara ia menerima stimulus dan bagaimana serta apa motif-motif yang ada padanya.

     Menurut aliran ini, belajar itu terjadi bila ada pengertian (insigt). Prinsip-prinsip belajar berikut ini merupakan rangkuman atas kesimpulan dari teori psikologi Gestalt :

1. Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagiannya
2. Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
3. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan
4. Belajar akan berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian dan jika ada tujuan
5. Dalam proses belajar, individu selalu merupakan organisme yang aktif.

APLIKASI TEORI GESTALT

      Aktivitas suatu cabang olahraga harus dilakukan secara keseluruhan, bukan sebagai pelaksanaan gerak secara terpisah-pisah. Karena itu guru atau pelatih harus menanamkan pengertian agar anak yang dididik sadar akan keseluruhan kegiatan.

KELEBIHAN (+)

     Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sasuatu, maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar.

KEKURANGAN (-)

     Karena menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam belajar, sebab beban yang harus ditanggung sengat banyak. 

0 comments:

Post a Comment